Java se development kit 8u152. Faktor Resiko Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Menghadapi Kasus Askep Stroke. Bus simulator 18 apk free. Dalam kajian askep stroke, hipertensi dapat dijadikan salah satu acuan terjadinya penyumbatan darah. Hipertensi yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau thrombus sehingga mengganggu aliran darah ke otak. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yaitu Hipertensi. Penyakit darah tinggi yang dalam istilah medis disebut Hipertensi dianggap sebagai penyakit serius karena dampak yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat berakhir pada kematian. Gejala Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer, karena dapat mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya. Kematian terjadi akibat dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain yang diawali oleh hipertensi. Penyakit-penyakit tersebut di antaranya sebagai berikut kerusakan ginjal, serangan jantung, stroke, glaukoma, disfungsi ereksi, demensia serta alzheimer ( Sativa, 2013 ). Masalah kesehatan yang rentan dengan emergency salah satunya yaitu keluarga yang memiliki lansia (lanjut usia) pengidap hipertensi merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas hingga proses perawatan dapat di minimalisir supaya membuat setiap individu menjadi sangat produktif hingga sangat memperhatikan kualitas keberlangsungan kehidupan yang madani. Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks multi interpretasi, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sehat maupun sakit yang salah satu nya juga penyakit sistem jantung tentang masalah hipertensi. Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun profesi kesehatan mengartikan sehat/sakit secara berbeda tergantung paradigmanya. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit. Konsep sehat sakit ini tentu mempengaruhi individu, keluarga, masyarakat dalam mengatasinya diantaranya perubahan perilaku juga emosional, dampak sakit pada peranan keluarga, dampak pada citra tubuh, dampak pada konsep diri, serta dampak pada dinamika keluarga (Aisah, 2012). Hipertensi merupakan penyakit yang proses perawatan nya cukup sulit untuk dilakukan Askep dan juga dalam menulis LP Hipertensi, karena pada dasarnya tidak diketahui penyebab pasti hipertensi oleh penderita karena kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hipertensi. Sebagian besar timbul tanpa gejala yang khas terkait penyakit hipertensi itu sendiri. Penderita hipertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung. Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan dengan waktu yang lama, diet, olah raga, merokok, minuman yang mengandung alkohol. Dampak masalah terhadap keluarga akan merepotkan dalam memberikan perawatan, pengaturan diet manambah beban biaya hidup yang terus-menerus. Dampak lain terhadap masyarakat yaitu dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan peran dalam masyarakat, selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya ( Sativa, 2013 ). Persentase penderita hipertensi saat ini dalam beberapa laporan pendahuluan yang paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases dari WHO menyebutkan, 40 persen negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35 persen. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen. Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 35 persen. Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi.Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi (Candra, 2013). Download urdu books free pdf. Kondisi Hipertensi ( Heart Deases) seringkali tidak disadari. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 1 dari 3 orang dewasa menderita tekanan darah tinggi. Badan PBB menuturkan negara Kanada, Amerika Serikat memiliki pasien tekanan darah tinggi yang paling sedikit yaitu kurang dari 20% orang dewasa, tapi negara-negara miskin seperti Niger ia diperkirakan jumlahnya mendekati 50%. Di beberapa negara Afrika jumlah orang yang memiliki tekanan darah tinggi mencapai setengah dari populasi orang dewasa. Di Niger ia sebesar 50,3%, Malawi 44,5% dan Mozambik sebesar 46,3% ( Farah, 201 3 ). Data American Heart Association (AHA) yang dipublikasikan oleh Purwandhono (2013), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Di Indonesia, prevalensi hipertensi cukup tinggi. Menurut National Basic Health Survey 2013, prevalensi hipertensi pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 persen, pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 14,7 persen, 35-44 tahun 24,8 persen, 45-54 tahun 35,6 persen, 55-64 tahun 45,9 persen, 65-74 tahun 57,6 persen, lebih dari 75 tahun adalah 63,8 persen ( Kartika, 2014).
0 Comments
Leave a Reply. |